Berdasarkan pemantauan jenis kupu-kupu di kawasan PT PLN Nusantara Power UP Paiton tahun 2024 didapatkan nilai indeks kekayaan jenis seluruh kawasan pemantauan sebesar 7,95. Nilai indeks tahun 2024 lebih meningkat dari tahun sebelumnya. Kemudian hasil pemantauan tahun ini didapati bahwa kekayaan jenis tertinggi terdapat pada lokasi 3 (Ash Disposal) sebesar 7,92 sedangkan kekayaan jenis terendah terdapat pada lokasi 7 (Ex Toyo) sebesar 4,58. Nilai indeks kekayaan jenis kupu-kupu di setiap lokasi pemantauan dari tahun 2020-2024 dapat dilihat pada grafik berikut.
Banyaknya temuan jenis pada kawasan Ash Disposal karena kawasan hutan Ash Disposal memiliki sumber air bersih berupa aliran sungai kecil yang berasal dari mata air tanah. Kupu-kupu memiliki kebiasaan untuk menyerap garam mineral (puddling) pada daerah berpasir dan berlumpur. Daerah berpasir dan berlumpur dapat dijumpai pada wilayah yang dekat dengan sumber air dimana kondisi seperti pada hutan Ash Disposal. Oleh karena itu, keberadaan sumber air sangat berperan menentukan banyaknya jumlah jenis kupu-kupu yang menghuni habitat tersebut. Faktor ini diperkuat dengan pernyataan Ariyani (2018) yang mengungkapkan sumber air berperan penting dalam kehidupan kupu-kupu sebab kupu-kupu aktif mencari sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Faktor lain yang membuat kekayaan jenis menjadi tinggi di Ash Disposal antara lain tutupan vegetasi yang tidak terlalu rapat dan ketersediaan tumbuhan inang dan tumbuhan pakan kupu-kupu. Tutupan lahan yang cukup terbuka membuat intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam lantai hutan menjadi tinggi. Cahaya matahari dimanfaatkan oleh kupu-kupu untuk berjemur (basking) di waktu pagi menjelang siang. Perilaku berjemur dibutuhkan oleh kupu-kupu untuk meningkatkan aktivitas fisiologisnya. Lokasi dengan nilai indeks kekayaan jenis kupu-kupu terendah pada pemantauan tahun 2024 terdapat pada kawasan Ex Toyo PT PLN Nusantara Power UP Paiton. Faktor yang diduga mempengaruhi nilai indeks kekayaan jenis Ex Toyo pada tahun 2024 diantaranya keterbatasan waktu pemantauan sehingga wilayah eksplorasi berkurang. Pada saat hari pemantauan di Ex Toyo, terjadi hujan lebat yang menyebabkan terbatasnya wilayah eksplor pemantauan. Pemantauan hanya dilakukan pada sekitar pinggir jalan setapak, tidak sampai masuk ke dalam hutan Ex Toyo karena menghindari jika ada pohon tumbang saat cuaca ekstrem tersebut.