Indeks keanekaragaman jenis herpetofauna di PT PJB UP Paiton pada tahun 2022 sebesar 2,73. Hasil pemantauan pada tahun 2022 menunjukkan nilai indeks keanekaragaman jenis yang bervariasi, yaitu terjadi kenaikan maupun penurunan. Kenaikan indeks keanekaragaman jenis tahun 2022 terdapat pada 5 lokasi pengamatan, yaitu Kantor, Kelontong Benduman, Trumix, Perumahan dan Eks Toyo. Sedangkan penurunan terjadi pada 2 lokasi pengamatan, yaitu Pareho, Ash Disposal. Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan indeks keanekaragaman jenis dibandingkan tahun 2021 pada ketiga lokasi tersebut adalah disebabkan tidak adanya pengulangan pengamatan yang berpengaruh pada cakupan luasan lokasi pengambilan data, sehingga beberapa jenis herpetofauna tidak ditemukan dalam pemantauan tahun 2022.
Herpetofauna merupakan kelompok satwa yang terdiri dari amfibi dan reptil. Pengambilan data herpetofauna yang dilakukan di area PT PJB UP Paiton pada tahun 2022 dibagi menjadi 7 lokasi pengamatan. Secara keseluruhan herpetofauna pada tahun 2022 ditemukan sebanyak 25 jenis dari 14 famili, dengan rincian 8 amfibi dan 17 reptil. Jika diakumulasi keseluruhan jumlah herpetofauna di PT PJB UP Paiton yaitu 36 jenis, dengan rincian 9 amfibi dan 26 reptil. Selama pemantauan beberapa tahun terakhir, yaitu tahun 2018 sampai 2021 tercatat adanya peningkatan temuan jenis herpetofauna, sedangkan pada tahun 2022 mengalami penurunan jumlah jenis dan jumlah famili
Perbedaan jumlah jenis dan famili yang ditemukan dikarenakan perbedaan lama pengambilan data yang berpengaruh pada cakupan luasan lokasi pengambilan data, sehingga beberapa jenis herpetofauna tidak ditemukan dalam pemantauan tahun 2022. Pada tahun sebelumnya ada pengulangan pengambilan data di semua lokasi sedangkan pada tahun 2022 tidak adanya pengulangan. Adanya pengulangan sangat berpengaruh dalam pencarian hasil herpetofauna. Banyaknya jumlah jenis herpetofauna yang ditemukan dapat dipengaruhi oleh usaha yang dilakukan pengamat dalam pencarian herpetofauna yang bergantung berdasarkan waktu pengamatan dengan luasan areal yang disurvei (Kusrini et al. 2007).
Faktor lain menurunnya temuan jenis dan famili adalah kondisi cuaca. Kondisi cuaca saat pengamatan tahun 2022 adalah saat musim kemarau yang menyebabkan tidak adanya hujan selama pengamatan. Cuaca panas memengaruhi kondisi tanah di semua area PT PJB UP Paiton dimana beberapa saluran air yang berada di lokasi tersebut mengalami kekeringan yang mengakibatkan beberapa jenis amfibi tidak ditemukan. Beberapa jenis amfibi sangat bergantung pada keberadaan air, sehingga tidak adanya air dapat mengakibatkan beberapa amfibi berpindah. Beberapa aliran air mengering dan sedikit adanya genangan air menyebabkan sulitnya menemukan jenis herpetofauna, khususnya amfibi. Menurut Riyanto dan Trilaksono (2012), air menyebabkan kondisi lingkungan menjadi lembab sehingga menguntungkan kebanyakan jenis herpetofauna.
Pada pemantauan yang dilakukan di area PT PJB UP Paiton pada tahun 2022 ditemukan satu jenis catatan baru yang berasal dari reptil, yaitu ular pucuk (Ahaetulla prasina). Ular pucuk mempunyai ciri-ciri berwarna hijau, panjang dan ramping, dengan ukuran panjang 1,5 sampai 2 meter. Bagian bawah berwarna hijau keputihan, terdapat garis memanjang berwarna kuning dibagian bawah. Kepala panjang meruncing, mata berwarna kuning dengan pupil mendatar atau horizontal berwarna hitam. Jenis ular pucuk dikategorikan ular yang mempunyai bisa rendah. Meskipun jenis ular berbisa rendah, efek bisa tersebut tidak membahayakan manusia.
Jenis dominan merupakan jenis dengan jumlah individu terbanyak yang ditemukan di suatu lokasi. Setidaknya terdapat 5 jenis herpetofauna yang dominan selama pemantauan pada tahun 2022 (Tabel 15). Pada pemantauan 2022 jenis herpetofauna yang paling banyak ditemukan di PT PJB UP Paiton adalah reptil cecak kayu (Hemidactylus frenatus), kadal kebun (Eutropis multifasciata), cecak tembok (Hemidactylus platyurus) dan bunglon taman (Calotes versicolor). Amfibi yang mendominasi adalah jenis katak sawah (Fejervarya cancrivora) yang mendominasi di lokasi Kelontong Benduman.